Para Penerus

Para Penerus
H3 (Hilmy, Hanna & Hasyina)

FAK. KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - UMJ

FAK. KEDOKTERAN DAN KESEHATAN - UMJ
Bila anda dapat info dari blog ini cantumkan di formulir KODE : Mi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
Ket. lebih lanjut KLIK GAMBAR

PROGRAM DIII KEPERAWATAN (AKPER)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN (AKPER)
Ket. Lebih lanjut KLIK GAMBAR

DIII KEBIDANAN (AKBID) MUHAMMADIYAH

DIII KEBIDANAN (AKBID) MUHAMMADIYAH
Ket. lebih lanjut KLIK GAMBAR

PRODI. KEDOKTERAN - FKK - UMJ

PRODI. KEDOKTERAN - FKK - UMJ
Ket. Lebih lanjut KLIK GAMBAR

Minggu, 29 November 2009

Shalat Wajib (lanjutan 2 akhir)

1.
lalu kerjakan raka’at kedua seperti raka’at pertama hingga point 14, hanya tidak membaca Iftitah.[1]
2. setelah selesai dari sujud kedua, maka duduk tasyahud awal dengan menduduki telapak kaki kiri dan lipat jari kaki kanan, serta letakkan kedua
tangan di atas lutut, julurkan jari-jari tangan kiri , sedang tangan kanan menggenggamkan jari kelingking, jari manis dan jari tengah serta mengacungkan jari telunjuk dan sentuhkan ibu jari pada jari tengah.[2]
3. Sambil membaca do’a tasyahhud :
التَّحِيَّاتُ ِللهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيْبَاتُ, السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلىَ عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ. أشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
(Attahiyyâtu lillâh wash-shalawâtu wath-thayyibât, assalâmu ’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wabarakâtuh, Assalâmu’alaina wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn. Asyhadu ‘an lâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluh) [3]
Artinya :
“Segala kehormatan kepunyaan Allah, demikian juga segala kebahagiaan (kebesaran) dan kebaikan. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tercurah bagimu wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah bagi kami sekalian dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.”
4. lalu membaca shalawat pada Nabi s.a.w. :
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ ألِ مُحًمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَاِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ ألِ إبْرَاهِيْمَ, وَبَاِركْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ عَلىَألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْمَ وَألِ اِبرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
(Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd.) [4]
Artinya :
“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesunggunyalah Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.”
5. Kemudian bangkit lalu berdiri untuk melanjutkan raka’at berikut (raka’at ke-3) dengan bertakbir dan mengangkat tangan seperti takbiratul ihram awal shalat[5]
اَلَّلـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”
6. Raka’at ketiga seperti raka’at sebelumnya (raka’at ke-2) hanya tidak membaca surat al-Qur’an setelah membaca QS. Al-Fatihah.[6]
7. lalu tasyahhud akhir duduknya dengan memajukan kaki kiri, dan melipat jari kaki kanan sehingga sebagian jarinya seolah mengarah ke
Qiblat, serta duduk bertumpu pada pantatnya.[7] Dengan menggenggam tangan kanan dan menunjukkan telunjuk sehingga seolah bersimbol 53 huruf arab.[8]
8. Sambil membaca do’a tasyahhud :
التَّحِيَّاتُ ِللهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيْبَاتُ, السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ, السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلىَ عِبَادِاللهِ الصَّالِحِيْنَ. أشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
“Attahiyyâtu lillâh wash-shalawâtu wath-thayyibât, assalâmu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wabarakâtuh, Assalâmu’alaina wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn. Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluh”[9]
Artinya :
“Segala kehormatan kepunyaan Allah, demikian juga segala kebahagiaan (kebesaran) dan kebaikan. Semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah tercurah bagimu wahai Nabi. Semoga keselamatan tercurah bagi kami sekalian dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad utusan Allah.”



9. lalu membaca shalawat pada Nabi s.a.w. :
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ ألِ مُحًمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلىَاِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ ألِ إبْرَاهِيْمَ, وَبَاِركْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَ عَلىَألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلىَ اِبْرَاهِيْمَ وَألِ اِبرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, innaka hamîdum-majîd.”[10]
“Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah limpahkan kepada Ibrahim dan keluarganya. Berkahilah Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesunggunyalah Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.”
10. lalu membaca do’a mohon perlindungan dengan membaca :
اَلَّلهُمَّ اِنِّيْ اَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَمِنْ ِفتْنَةِ الْمَحْيَ وَاْلمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْهِ الدَّجَّالِ
(Allâhumma innî a’ûdzubika min ‘adzâbi jahannama wa min ‘adzâ bil-qabri wamin fitnatil mahyâ wal mamâti wa min fitnatil-masîhid-dajjâl).[11]
Artinya :
“Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari siksa neraka Jahannam dan dari siksa kubur, begitu juga dari fitnah (ujian) hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal (pengembara yang durjana).”
11.
Gambar 23Kemudian akhiri shalat dengan salam dengan berpaling ke kanan dan ke kiri sehingga pipi dapat terlihat oleh orang yang ada di belakang[12] sambil mengucapkan :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
)Assalâmu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh([13]
Artinya :
“Semoga keselamatan, kasih saying dan berkah Allah limpahkan padamu sekalian”
12. Dalam shalat tidak ada perbedaan antara pria dan perempuan[14]
[1] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengankat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a. :”Bahwa jikalau Rasulullah berdiri pada raka’at kedua, beliau tidak diam, melainkan memulai bacaan : “Alhamdu lillâhi rabbil-‘alamîn”.
[2] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
dan HR. Muslim dari Ibnu ‘Umar r.a. : “Bahwa Rasulullah s.a.w. jika duduk dalam tasyahhud, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya dan tangan kanan di atas lutut kanannya serta menggenggamkannya seperti membuat isyarat “lima puluh tiga”(huruf arab) dengan mengacungkan jari telunjuknya.”
[3] HR. Ibnu Huzaimah dari Aswad dan ‘Abdullah : “bahwa Rasulullah telah mengajarkan kepadaku “tasyahhud” dalam pertengahan dan penghabisan shalat.” Dan HR. Muttafaq ‘alaih dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa tatkala shalat di belakang Rasulullah s.a.w. kita membaca : “…..maka berpalinglah Rasulullah kepada kita lalu bersabda : “Sesungguhnya Allah itu Yang Mahaselamat, maka apabila salah seorang dari padamu shalat, hendaklah berdo’a : “Attahiyyâtu lillâh wash-shalawâtu wath-thayyibât, assalâmu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wabarakâtuh, Assalâmu’alaina wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn. Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluh”….al-Hadits
[4] HR. Ibnu Huzaimah, dan HR. Ahmad dari Basyir bin Sa’ad : “Allah telah perintah kami mengucapkan shalawat atas Nabi, maka bagaimanakah cara kami mengucapkan shalawat atas Nabi di dalam shalat, jika kami mau bershalawat ? Jawab Rasulullah s.a.w. katakanlah :“Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd”.
[5] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
dan HR. Abu Daud dishaihkan oleh Bukhari perantaraan Muharrib bin Datstsar dari ‘Umar : “Bahwa Nabi s.a.w. apabila berdiri dari raka’at yang kedua bertakbir dan mengangkat kedua tangannya.”
[6] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah bahwa Nabi s.a.w. dalam shalat dhuhur pada(dua) raka’at permulaan (ke-1 dan 2) membaca fâtihah dan dua surat, dan pada (dua) raka’at terakhir (ke-3 dan 4) mambaca fâtihah saja dan beliau memperdengarkan kepada kami akan bacaan ayat itu dan pada raka’at pertama lebih panjang (bacaan suratnya) tidak seperti raka’at kedua; demikian juga dalam shalat ‘Ashar dan Shubuh.
dan HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a., bahwa jikalau Rasulullah S.a.w. berdiri dari raka’at kedua, beliau tidak diam, melainkan memulai bacaan dengan “al-hamdulillahi rabbil-‘alamin” (al-Fatihah).
[7] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
[8] HR. Muslim dari Ibnu Umar r.a. bahwa Rasulullah S.a.w. jika duduk dalam tasyahud, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kanannya serta menggemgamkannya seperti membuat isyarat “lima puluh tiga (huruf arab)” dengan mengacungkan jari telunjuknya.
HR. Muslim dari Zubair r.a. bahwa Rasulullah S.a.w. kalau duduk berdo’a meletakkan tangan kananya di atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas paha kiri, serta mengacungkankan telunjuknya, dan telapak tangan kirinya menggenggam lututnya.
[9] HR. Ibnu Huzaimah dari Aswad dan ‘Abdullah : “bahwa Rasulullah telah mengajarkan kepadaku “tasyahhud” dalam pertengahan dan penghabisan shalat.” Dan HR. Muttafaq ‘alaih dari ‘Abdullah bin Mas’ud r.a. bahwa tatkala shalat di belakang Rasulullah s.a.w. kita membaca : “…..maka berpalinglah Rasulullah kepada kita lalu bersabda : “Sesungguhnya Allah itu Yang Mahaselamat, maka apabila salah seorang dari padamu shalat, hendaklah berdo’a : “Attahiyyâtu lillâh wash-shalawâtu wath-thayyibât, assalâmu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullâhi wabarakâtuh, Assalâmu’alaina wa ‘alâ ‘ibâdillâhish shâlihîn. Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhû wa rasûluh”….al-Hadits
[10] HR. Ibnu Huzaimah, dan HR. Ahmad dari Basyir bin Sa’ad : “Allah telah perintah kami mengucapkan shalawat atas Nabi, maka bagaimanakah cara kami mengucapkan shalawat atas Nabi di dalam shalat, jika kami mau bershalawat ? Jawab Rasulullah s.a.w. katakanlah :“Allâhumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ shallaita ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, wa bârik ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhîm wa âli Ibrâhîm, innaka hamîdum majîd”.
[11] HR. Muslim dari Abu Hurairah r.a. menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Apabila salah seorang dari padmu bertasyahhud(akhir), hendaklah minta perlindungan kepada Allah dari empat perkara (siksa Jahannam,siksa kubur, fitnah hidup dan fitnah Dadjjal), dengan berdo’a : “Allâhumma innî a’ûdzubika min ‘adzâbi jahannama wa min ‘adzâ bil-qabri wamin fitnatil mahyâ wal mamâti wa min fitnatil-masîhid-dajjâl”
[12]HR Muslim dari Sa’ad : “Saya melihat Rasulullah s.a.w. mengucapkan salam (sabil berpaling) ke arah kanan dan arah kirinya, sampai kulihat putih pipinya”.
[13] HR. Abu Dawud dari Wail bin Hujur katanya : “Aku shalat bersama-sama Rasulullah s.a.w. maka beliau bersalam ke kanannya dengan membaca : “Assalâmu’alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh”.
[14] Sebab tidak ada hadits shahih tentang perbedaan shalat pria dan perempuan, hanya ada hadits dhaif Mursal

Minggu, 22 Maret 2009

Tata Cara Shalat Wajib (lanjutan 1)

1. lalu takbir [1] untuk melakukan ruku’ seperti takbir pada permulaan shalat dengan gerakannya.

اللّـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”


2. lalu ruku’

ruku’[2] seraya meratakan punggung dengan leher dan kedua telapak tangan mencengkram kedua lutut[3] sambil berdo’a :

سُبْحَانَكَ اَلَّلهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اَلَّلهُمَّ اغْفِرْلِى

(Subhânaka Allâhumma rabbanâ wa bihamdika Allâhummaghfirlî)[4]
Artinya :
“Maha suci Engkau, Yaa Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah dosaku”

atau membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ 3 x
)Subhâna rabbiyal ‘adhim([5]
Artinya :
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Mulia”

atau membaca :

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْهُ
“Subbûhun quddûsun rabbul-malâ`ikati warrûh[6]
Artinya :
“Maha Suci, Maha Quddus Tuhannya Malaikat dan ruh (Jibril)”
3. lalu bangun dari ruku dengan mengangkat kepala untuk I’tidal[7] dengan mengankat kedua belah tangan seperti pada takbir awal shalat sambil berdo’a :

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
(sami’allâhu liman hamidah)
Artinya :
“Semoga Allah mendengar orang yang memujinya”

dan bila sudah berdiri tegak (I’tidal), maka berdo’a :

رَبَّنَاوَلَكَ الْحَمْدُ
rabbanâ wa lakal-hamdu[8]
Artinya :
“Ya Tuhan kami, segala puji hanya bagi-Mu”

Lalu meletakkan kedua lutut untuk bersujud ;

4. lalu sujud seraya bertakbir[9]

اَللًّـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”

dan meletakkan kedua lutut, jari-jari kaki, kedua belah telapak tangan, dahi dan hidung di atas tanah (tempat sujud)[10]. Dengan mendahulukan meletakkan kedua lutut kemudian telapak tangan lalu dahi[11]. Kemudian mengarahkan jari-jari kaki ke Qiblat dan merenggangkan tangan dari lambung serta mengangkatnya dari tanah (tidak ditempelkan di atas tanah.[12]sambil berdo’a :

سُبْحَانَكَ اَلَّلهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اَلَّلهُمَّ اغْفِرْلِى
)Subhânaka Allâhumma rabbanâ wa bihamdika Allâhummaghfirlî([13]
Artinya :
“Maha suci Engkau, Yaa Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah dosaku”

atau membaca :

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلىَ 3 x
)Subhâna rabbiyal a’lâ([14]
Artinya :
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi”

atau membaca :

سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلَئِكَةِ وَالرٌّوْهُ
Subbûhun quddûsun rabbul-malâ`ikati warrûh[15]
Artinya :
“Maha Suci, Maha Quddus Tuhannya Malaikat dan ruh (Jibril)

5. Lalu mengangkat kepala (bangun dari sujud) dengan mengucapkan takbir

اَللَّـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”

dan duduk dengan tenang[16] sambil berdo’a :
اَلَّلهُمَّ اغْفِرْلِى, وَارْحَمْنِى, وَاجْبُرْنِى, وَاهْدِنِى, وَارْزُقْنِى
(Allâhummaghfirlî warhamnî wajburnî wahdinî warzuqnî)[17]
Artinya :
“Yaa Allah ampunilah aku, kasihilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan berilah aku rizki”.

6. lalu sujud kedua, dengan takbir[18] :
اَلَّلـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”
seperti sujud sebelumnya.[19]

7. lalu bangun dari sujud kedua dengan bertakbir[20] Dan duduk sejenak;
اَلَّلـــــهُ اَكـْــــــبَرُ
(Allâhu Akbar)
Artinya :
“Allah Maha Besar”
Saat hendak berdiri untuk raka’at berikutnya, hendaklah duduk sejenak[21] bangun untuk berdiri
dengan tegak untuk raka’at berikutnya dengan menekan (sebelah) tangan pada tanah[22]

[1] HR. Bukhari dan Muslim : “Bila kamu menjalankan shalat, maka takbirlah”
Dan HR. Ibnu Majah dari Abu Humaid Sa’idi “bahwa Rasulullah s.a.w., jika shalat ia menghadap Qiblat dan mengangkat kedua belah tangan dengan membaca “Allahu Akbar.”
[2] QS. Al-Hajj : 77 artinya : “Hai orang-orang mukmin, hendaklah kamu ruku’, sujud dan sembahlah Tuhanmu serta berbuatlah kebaikan, agar kamu berbahagia.”
dan HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila kamu menjalankan shalat bertakbirlah, lalu membaca sekedar dari Qur’an, lalu ruku’ sehingga tenang (tuma’ninah), terus berdiri sampai lurus, kemudian sujud sehingga tenang, kemudian duduklah sampai tenang, lalu sujud lagi sehingga tenang pula; kemudian lakukanlah seperti itu dalam semua shalatmu”.
[3] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
[4] HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah r.a. menceritakan, “Bahwa Rasulullah s.a.w. dalam ruku’ dan sujudnya beliau mengucapkan “Subhânaka Allâhumma rabbanâ wa bihamdika Allâhummaghfirlî”
[5] HR. Lima ahli hadits (Abu Daud, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad) dari Hudzaifah katanya : “Aku shalat bersama Nabi s.a.w. maka dalam rukunya beliau membaca :”Subhâna rabbiyal ‘adhîm”, dan sujudnya beliau membaca “subhâna rabbiyal a’lâ”….” Al-Hadits
[6] HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i dari ‘Aisyah r.a. : “Bahwa Rasulullah s.a.w. dalam ruku’ dan sujudnya membaca : “Subbûhun quddûsun rabbul-malâ`ikati warrûh”.
[7] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengangkat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
[8] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengankat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
[9] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
dan HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila kamu menjalankan shalat bertakbirlah, lalu membaca sekedar dari Qur’an, lalu ruku’ sehingga tenang (tuma’ninah), terus berdiri sampai lurus, kemudian sujud sehingga tenang, kemudian duduklah sampai tenang, lalu sujud lagi sehingga tenang pula; kemudian lakukanlah seperti itu dalam semua shalatmu”.
HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengankat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
[10] HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan : ‘bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda’: “Aku diperintah agar bersujud di atas tujuh tulang: dahi, (termasuk hidung) seraya menunjuk hidungnya, di atas dua tangan, kedua lutut dan di atas kedua ujung jari kaki”.
[11] HR. Lima Imam kecuali Ahmad dari Wail bin Hadjur, katanya : “Aku melihat Rasulullah s.a.w. bila bersujud meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangannya dan kalau berdiri mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya”.
[12] HR. Bukhari dari Abu Humaid Sa’idi r.a. yang berkata : “Saya lebih cermat dari padamu tentang shalat Rasulullah s.a.w. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku’meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengankat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap-tiap tulangpunggunya seperti semula; lalu apabila sujud, ia meletakkan kedua telapak tangannya pada tanah(tempat sujud) dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkan pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka’at kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka’at terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya.”
dan HR. Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Malik bin Buhainah : “Bahwa Nabi s.a.w. jika shalat merenggangkan antara kedua tangannya sehingga kelihatan putih ketiaknya”. Dan HR. Muslim bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “Bila kamu bersujud, letakkanlah kedua belah telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu”.
[13] HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah r.a. menceritakan, “Bahwa Rasulullah s.a.w. dalam ruku’ dan sujudnya beliau mengucapkan “Subhânaka Allâhumma rabbanâ wa bihamdika Allâhummaghfirlî”
[14] HR. Lima ahli hadits (Abu Daud, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad) dari Hudzaifah katanya : “Aku shalat bersama Nabi s.a.w. maka dalam rukunya beliau membaca :”Subhâna rabbiyal ‘adhîm”, dan sujudnya beliau membaca “subhâna rabbiyal a’lâ”….” Al-Hadits
[15] HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i dari ‘Aisyah r.a. : “Bahwa Rasulullah s.a.w. dalam ruku’ dan sujudnya membaca : “Subbûhun quddûsun rabbul-malâ`ikati warrûh”.
[16] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengangkat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
[17] HR. Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas r.a. bahwa Nabi s.a.w. di antara kedua sujud mengucapkan : “Allâhummaghfirlî warhamnî wajburnî wahdinî warzuqnî”
[18] dan HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “Apabila kamu menjalankan shalat bertakbirlah, lalu membaca sekedar dari Qur’an, lalu ruku’ sehingga tenang (tuma’ninah), terus berdiri sampai lurus, kemudian sujud sehingga tenang, kemudian duduklah sampai tenang, lalu sujud lagi sehingga tenang pula; kemudian lakukanlah seperti itu dalam semua shalatmu”.
[19] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengankat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
[20] HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. mengatakan : “bahwa Rasulullah s.a.w. kalau shalat ia bertakbir ketika (memulai) melaksanakannya, lalu bertakbir ketika ruku’,lalu membaca “sami’allâhu liman hamidah”ketika mengangkat punggung (bangun) dari ruku’, saat berdiri tegak berdo’a “rabbanâ wa lakal-hamdu”, lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala mengankat kepala (bangun dari sujud dan duduk sejenak), lalu bertakbir tatkala hendak sujud (lagi), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam semua shalatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari raka’at yang kedua sesudah duduk”.
[21] HR. Bukhari dari Malik bin Huwairits mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. shalat : “Maka apabila beliau berada dalam raka’at ganjil dari shalatnya, sebelum berdiri beliau duduk dulu sejenak sehingga lurus duduknya.”
[22] HR. Bukhari : “Apabila beliau bangun dari sujud yang kedua (untuk berdiri, beliau duduk sejenak dan menekan (tangan) pada tanah, lalu berdiri.”

Almamater-ku : Ponpes. Darul Arqam Muhammadiyah - GARUT

Almamater-ku : Ponpes. Darul Arqam Muhammadiyah - GARUT
klik gambar

PEMETAAN